Pembicaraan ini sudah saya awali di Instagram saya @davita_vee mengenai sharing dari teman-teman pemilik usaha dan bisnis mengenai sumber daya manusia yaitu tim nya atau pegawainya.
Mengapa saya menggunakan dua kata pengusaha dan pebisnis? Sekilas saya berikan informasi mengenai bedanya bisnis dan usaha, meski sama-sama bertujuan meraup keuntungan, usaha dan bisnis merupakan dua kegiatan ekonomi yang berbeda. Perbedaan bisnis dan usaha ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya pelaku kegiatan.
Secara umum, usaha merupakan tindakan atau kegiatan yang terjadi dalam lingkup perekonomian. Adapun bisnis berarti usaha untuk menjual produk, baik barang maupun jasa, yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Bila usaha dijalankan oleh pengusaha, maka bisnis dikelola oleh pebisnis. Meski ada perbedaan bisnis dan usaha yang cukup signifikan, keduanya saling berkaitan. Tak jarang pengusaha memiliki beberapa sektor bisnis. Karenanya, usaha merupakan kegiatan utama yang menciptakan banyak bisnis baru.
Saya hanya sekilas saja memberikan pemahaman bedanya tidak mendalam karena saya bukan akan menceritakan mengenai bisnis dan usaha namun benang merah diantara keduanya yaitu Sumber Daya Manusia, walaupun tadi berbeda antara Pengusaha dan Pebisnis namun keduanya pastinya sama-sama terlibat dan melibatkan Sumber Daya Manusia.
Tulisan ini berawal dari sharing cerita teman pemilik sebuah usaha dan seorang pebisnis juga. Dia sharing mengenai beberapa hal mengenai dinamika SDM yang dia kelola yaitu pegawainya.
Silakan hal ini bisa dijadikan bahan koreksi, introspeksi ataupun tambahan wawasan bagi teman-teman pekerja atau seorang pegawai maupun seorang pemilik usaha, jika ada teman-teman yang mau sharing, atau menambahkan boleh cantumkan di komentar.
Ada banyak hal dari pembahasan saya dan teman baru saya itu mengenai SDM beberapa diantaranya terkait dari mulai perekrutan dan pengelolaan SDM di bisnis yang dijalaninya. Supaya lebih menarik dan dipahami saya buat seperti Q&A dan analisa atau opini dari saya mengenai Q&A tersebut ya.
Mengenai perekrutan SDM ketika dia dihadapkan pada dua calon pegawai yang dimana satu orang pengalaman, dan satu nya belum ada pengalaman dan skill sama sekali tapi kuncinya adalah “mau belajar” dia lebih memilih calon pegawai yang mau belajar walau belum ada pengalaman sama sekali yang pada akhirnya saat ini pegawai tersebut sekarang menjadi loyal dan bisa menguasai berbagai skill pekerjaan di usaha yang teman saya jalankan saat ini.
Terus ketika saya bertanya kenapa tidak memilih yang pengalaman sisi mana yang kurang baik atau kurang pas yang akhirnya tidak jadi dihire menjadi pegawai, menurutnya yang pengalaman untuk posisi pegawai saya adalah biasanya arogan karena sudah mempunyai skill. Ini konteks dari usaha bisnis F&B jika ada teman lain yang membaca disini memiliki usaha bidang lain dan ada pengalaman berbeda boleh share. Argumen dia saya sangat setujui terutama tentu saja untuk level kebutuhan pegawai level staf karena tidak perlu yang pengalaman yaitu perihal sikap yang “mau belajar” hal itu lebih utama selain “jujur”.
Perihal ini juga saya selalu sampaikan di Pelatihan Persiapan Menghadapi Dunia Kerja kepada siswa-siswa SMK sederajat ketika saya menjadi Narasumber di sekolah-sekolah, untuk jangan minder dengan pencari kerja yang level pendidikan lebih tinggi ketika skill ditingkatkan melalui sikap yang “mau belajar” dan juga pribadi yang “jujur”.
Salah satu hal yang dibutuhkan oleh pemilik usaha dan bisnis ya teman-teman pembaca adalah pegawai yang memiliki Integritas yang tinggi, terbukti dari salah satu teman saya yang sharing mengenai tim/ pegawai yang Ia sangat butuhkan dan banyak beberapa Ia juga memutus hubungan dengan ex-karyawan sebelumnya dikarenakan masalah kejujuran. Tanpa kejujuran maka integritas tidak akan terbentuk.
Begitu tadi salah satu dinamika mengenai perekrutan SDM yaitu sulit mencari pegawai yang jujur, sehingga pernah juga sebelumnya usahanya mengalami turn over yang cukup tinggi atau tingkat pergantian karyawan yang cukup sering.
Untuk mengatasi hal tersebut selain perihal cara merekrut tentu saja diperlukan bagaimana cara mengelola SDM yang sudah ada. Sehingga karyawan yang sudah berintegritas tinggi pun semakin betah jadi tidak dipusingkan lagi dengan seringnya proses rekrutmen pegawai.
Salah satu yang Ia sharing adalah mengenai cara Ia dalam mengelola SDM tentu saja membuat Ia juga bisa berbangga usahanya sudah berjalan bertahun-tahun dengan margin keuntungan yang hampir selalu stabil, penasaran dong saya bagaimana cara pengelolaan SDM nya dengan saya juga yang sedang merintis bisnis.
Beberapa hal yang dia lakukan setelah Ia melakukan strategi rekrutmen yang sebelumnya Ia ceritakan tadi yang dimana kebanyakan Ia memilih orang yang “mau belajar” dari hal tersebut selanjunya Ia tentu saja selalu dampingi dan “mentoring”, Ia selalu berusaha berbaur melibatkan diri dalam bisnisnya tidak hanya berleha-leha seperti bos supaya pegawai juga mencontoh secara langsung. Selain mentoring ia juga selalu berusaha beri “kepercayaan” kepada pegawai namun tentu saja tetap Ia “evaluasi” secara berkala. Karena bisnis Ia di bidang F&B memberi kepercayaan tadi mempunyai hubungan dengan kreativitas dan pegawai-pegawai nya yang kebanyakan Gen-Z.
Pengelolaan SDM ia yang saya analisa adalah Ia mengambil potensi/ kelebihan seorang Gen-Z yaitu “kreativitas” sudah dipercaya banyak orang bahwa kelebihan Gen-Z adalah mereka sangat kreatif yang mana itu sangat dibutuhkan Ia sebagai pemilik usaha F&B yang membutuhkan kreativitas. Kreativitas itu terbentuk karena apa, ya salah satunya karena pemberian kepercayaan yang Ia terapkan kepada pegawai/ tim nya.
Jadi kesimpulannya adalah cara pengelolaan SDM untuk menjalankan usaha dan bisnis dan apalagi profit oriented untuk meningkatkan laba adalah ya dengan melihat potensi-potensi pegawainya karena pegawai/ SDM itu merupakan aset bukan barang yang dimana dibalik kekurangan pasti ada kelebihannya, siapa yang melihat dan mengarahkan ya tentu saja Pimpinannya dimana caranya dengan terus mentoring tadi dan mencontohkan langsung dengan tindakan.
Beberapa hal sharing dari teman saya tadi semoga menjadi masukan bagi teman-teman pembaca, bisa berbeda modelnya jika bisnis yang Anda jalankan berbeda namun menurut saya terkait SDM mau apapun bisnis modelnya “integritas” pegawai pasti dibutuhkan, namun untuk cara bagaimana mencari dan melatih nya itu lah yang memiliki seni masing-masing.
Selamat menyelami seni mengelola SDM, jika dibutuhkan tentu saja bisa menghubungi Konsultan Pengembangan SDM.