Setelah pandemi, tekanan ekonomi sepertinya belum mereda ditambah ada isu PPN naik sehingga sudah membuat banyak pihak membahas berbagai akibatnya, ada pro kontranya walau tentu saja banyak kontranya.
Beberapa waktu lagi tahun akan berganti, Anda tidak perlu menambah beban dengan segera membuat resolusi.
Beberapa pendapat para pakar dan ahli pun menyarankan ada baiknya mengganti resolusi tahun baru dengan refleksi terhadap tahun yang telah dilewati.
Dengan refleksi, Anda bisa lebih banyak bersyukur, termasuk terhadap diri sendiri.
Hal itu pula yang disarankan oleh Kelly McGonikal, psikolog kesehatan dan dosen di Universitas Stanford, Amerika Serikat.
“Melihat ke belakang akan membantu seseorang membangun nilai-nilai baik yang telah dipelajari, bahkan mungkin menemukan beberapa kebiasaan positif yang pernah dilakukan tapi tidak disadari,” dilansir dari Nytimes dan saya kutip dari E-Paper Media Indonesia.
Bukannya saya meragukan sebuah resolusi dan mematahkan sebuah keinginan yang lebih baik yang ditunjukkan melalui sebuah resolusi, namun pada kenyataannya kebanyakan resolusi kerap diartikan dengan membuat target perubahan fisik yang merasa berpengaruh terhadap perubahan hidup, nah titik lemahnya ini misal resolusi tidak tercapai ada yang mencari pembenaran-pembenaran bahkan yang negatif nya ada yang sampai tertekan hingga stress.
Dalam penelitian psikologi menunjukkan bahwa salah satu cara terbaik untuk mengubah perilaku dan membentuk kebiasaan baru adalah menggabungkannya dengan perilaku yang sudah ada.
Dalam ilmu perilaku hal itu disebut “pembentukan kebiasaan” atau “stacking”.
Jadi sesungguhnya, membuat perubahan yang baik tidak mesti dengan mengubah apa yang sudah ada, melainkan mempertahankan hal-hal baik dan menambah dengan hal positif lainnya.
Contoh sederhananya kembali seperti jika akan membuat resolusi perubahan fisik, maka refleksi dulu kebiasaan saat ini apa yang sudah dibentuk, cintai dulu diri jangan tiba-tiba membandingkan dengan orang lain yang tidak masuk akal misalnya, pada akhirnya membuat sebuah resolusi yang tidak masuk akal sehingga menjadikan resolusi itu sebuah tekanan.
Pembahasan mencintai diri (self-compassion) sudah cukup banyak di bahas oleh Psikolog dan Influencer di media sosial, dan saat ini mencintai/ menyayangi diri sendiri lebih penting daripada menetapkan resolusi di awal tahun. Caranya dengan perlakukan diri sendiri seolah-olah teman terbaik diri Anda tujuannya memperluas kebaikan untuk diri sendiri.
Kasih sayang terhadap diri tidak hanya membantu diri sendiri menjadi lebih baik namun akan menuntun pada kasih sayang yang lebih besar kepada orang lain.
Mengenai pemahaman perbedaan refleksi dan resolusi saya uraikan sebagai berikut .
Refleksi diri adalah sesuatu kegiatan untuk memahami diri serta memaafkan diri. Dimana dengan refleksi diri, maka Anda bisa mengetahui apa saja yang sudah dicapai pada tahun ini, sikap apa saja yang sudah terbangun dalam diri, apakah itu sikap baik atau buruk, serta dapat mempelajari apakah sudah baik untuk Anda, misal dalam hal pekerjaan yang dijalani, hubungan asmara, hingga kebutuhan finansial.
Sedangkan resolusi adalah sesuatu yang direncanakan di masa depan, sesuatu tersebut dapat membuat indikator Anda dalam bergerak di kemudian hari, menjadi penyemangat Anda dalam menjalani hari-hari dan selalu bersyukur dengan apa yang masih Tuhan berikan.
Resolusi itu bisa apa saja, bukan hanya bisa kesana atau bisa kesini, misal tadi bukan hanya perubahan fisik atau bukan sekedar bisa ke tempat yang belum pernah dikunjungi.
Jadi silakan Anda akan melakukan Refleksi atau Membuat Resolusi? Kuncinya adalah dijalankan dengan baik dan berkomitmen pada hal tersebut.